Cirebon bermula dari sebuah desa nelayan kecil di pantai utara Jawa Barat pada Abad ke-14. Desa itu bernama Muara Jati, terletak di lereng bukit Amparan Jati. Desa kecil itu berada dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Galuh, yang beribukota di Rajagaluh. Kerajaan menempatkan seorang pengurus pelabuhan, atau yang dikenal dengan jabatan Syahbandar, bernama Ki Gedeng Tapa.

Sebagai manajer sekaligus administrator yang ulung, Ki Gedeng Tapa mampu menjadikan Pelabuhan Muara Jati semakin besar dan ramai. Banyak disinggahi kapal-kapal dagang dari luar negeri, terutama saudagar-saudagar dari Cina. Hingga akhirnya Muara Jati menjadi pelabuhan utama Kerajaan Galuh. Berbagi komoditi pun diperdagangkan, mulai dari beras, rempah-rempah, emas, tekstil, alat-alat rumah tangga dan barang-barang pecah-belah, hingga garam dan terasi turut meramaikan perdagangan. Tak salah waktu itu, cikal-bakal Cirebon telah menjadi pusat perdagangan dunia, setidaknya Asia Tenggara.